karya ilmiah pengaruh detrgen terhadap kacang hijau
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
mencurahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat membuat sebuah
makalah dengan berjudul “MENGAMATI PENGARUH DETERJEN PADA PERTUMBUHAN KACANG
HIJAU”.
Penulis mengakui bahwa penulis adalah manusia yang mempunyai keterbatasan
dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan
dengan
sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah penulis selesaikan. Tidak semua hal dapat penulis deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Penulis melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang penulis miliki. Dimana penulis juga memiliki keterbatasan kemampuan.
sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah penulis selesaikan. Tidak semua hal dapat penulis deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Penulis melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang penulis miliki. Dimana penulis juga memiliki keterbatasan kemampuan.
Dengan menyelesaikan makalah ini penulis mengharapkan banyak manfaat yang
dapat dipetik dan diambil dari makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini
dapat bermanfaat.
Akhirnya, penulis berharap semoga sebuah makalah yang sederhana ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak, serta mendapat ridho ALLAH SWT, Amin.
Rangkasbitung, 09-Mei-2012
Penulis
( i )
DAFTAI ISI
KATA PENGANTAR
..........................................................................................
( i )
DAFTAR ISI
........................................................................................................
( ii )
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah ..................................................................................
1
1.2
Rumusan
Masalah ............................................................................................
1
1.3
Tujuan
Penelitian
.............................................................................................
2
1.4
Manfaat
Penelitian ...........................................................................................
2
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Kacang Hijau
...................................................................................................
3
2.2 Pertumbuhan ....................................................................................................
5
2.3 Deterjen
............................................................................................................
6
2.4 Hipotesis
..........................................................................................................
7
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi penelitian
......................................................................................
8
3.2 Populasi dan Sempel
........................................................................................
8
3.3 Waktu dan Tempat
...........................................................................................
8
3.4 Variabel Penelitian ...........................................................................................
8
3.5 Alat dan Bahan
................................................................................................
8
3.6 Cara Kerja
........................................................................................................
9
3.7 Prosedur Penelitian
..........................................................................................
9
( ii )
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian dan Analisis Data
.................................................................. 11
4.2 Pembahasan
.....................................................................................................
11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
......................................................................................................
12
5.2 Saran
................................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................
13
LAMPIRAN – LAMPIRAN
.................................................................................
14
( iii )
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kacang hijau merupakan
salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting diIndonesia. Sampai saat ini
perhatian masyarakat kurangnya perhatian ini di antaranya disebabkan oleh hasil
yang dicapai per hektarnya masih sanagat rendah.
Tanaman kacang hijau
diduga berasal dari kawasan India dan telah lama dikenal dan ditanam
oleh petani di Indonesia. Kacang hijau memiliki beberapa kelebihan jika
dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan yang lain yaitu :
1. Lebih tahan terhadap kekeringan
2. Hama dan penyakit relative sedikit
3. Panen relative cepat, pada umur 55-60 hari
4. Cara tanam dan pengelolaan dilapangannya serta
perlakuan pasca panen relative mudah
5. Kegagalan panen total relatif kecil
6. Harga jual tinggi dan stabil
7. Dapat dikonsumsi langsung dengan pengolahan
yang mudah
Peningkatan produksi
kacang hijau dilakukan dengan cara memperbaiki kultur teknis petani,
mendapatkan varietas-varietas yang produksinya tinggi dan masak serempak, serat
peningkatan usaha pengelolaan lepas panennya.
1.2 Rumusan
Masalah
Setiap penelitian tentu mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah, masalah
yang akan dibahas harus dirumuskan terlebih dahulu agar penelitian jelas dan
terarah. Dalam penelitian, masalah yang dijadikan obyek harus diselidiki dan
digarap dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu masalah harus dirumuskan dengan
jelas sehingga dapat terlihat ruang lingkupnya. Rumusan masalah yang dimaksud
adalah :
1
1. Apakah
deterjen dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau?
2. Bagaimanakah
pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengamati pengaruh
deterjen pada pertumbuhan kacang hijau.
2. Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan kacang hijau.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dapat mengetahui bahwa deterjen berpengaruh dalam pertumbuah kacang
hijau.
2. Dapat memberikan sumbangan pikiran bagi pemerintah khususnya pada bagian
kebersihan dan lingkungan, dalam rangka peningkatan kebersihan lingkungan untuk
menjaga rumah kita (Bumi).
2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kacang Hijau
A. Kacang hijau
Kacang hijau adalah
sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan
yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi.
Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai
tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang
tanah.
Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan
dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus
dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang
umum dimakan di kawasan Asia
Timur dan Asia
Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang hijau bila direbus cukup lama akan
pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan
mengental, menjadi semacam bubur. Tepungbiji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi mi yang
dikenal sebagai soun.
B. Manfaat Kacang Hijau
Agar kita lebih
memahami tentang manfaat kacang hijau, berikut ini adalah daftar beserta
penjelasan tentang beberapamanfaat kacang hijau bagi kesehatan:
·
Kacang hijau dapat
memperkuat tulang. Kacang hijau mengandung fosfor dan kalsium yang sangat bermanfaat dalam pertumbuhan dan memperkuat tulang.
Selain itu, kandungan protein kacang hijau juga sangat tinggi (sekitar 24%).
·
Kacang hijau sangat
baik bagi kesehatan Jantung. Kandunganlemak tak jenuh dalam kacang hijau aman untuk di konsumsi dan bermanfaat
bagi kesehatan jantung. Karena lemaknya merupakan lemak tak jenuh, bagi Anda
yang memiliki masalah dengan berat badan tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi
kacang hijau.
·
Manfaat kacang hijau
selanjutnya adalah dapat membantu penyerapan protein, mencegah kanker, beri-beri, hingga meningkatkan kinerja syaraf. Hal ini karena dalam
kacang hijau memiliki kandungan vitamin B1 dan vitamin B2 yang cukup.
3
·
Selain baik bagi
kesehatan dan mencegah dari beberapa macam penyakit. Mandaat kacang hijau juga
sangat baik untuk Ibu Hamil. Kacang hijau
mengandung Asam Folat yang penting
untuk Ibu hamil. Ibu hamil dapat mengonsumsi kacang hijau sejak awal kehamilan atau sebelum
hamil. Khasiat yang terkandung dalam asam folat sangat baik bagi perkembangan
saraf pada bayi dalam kandungan. Manfaat kacang hijau yang mengandung asam
folat ini juga dapat menghindarkan dari terjadinya bayi kelainan jantung,
bibir sumbing, dan berbagai kecacatan lainnya. Selain itu Asam folat juga dapat
meningkatkan kecerdasan bayi.
C. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom :
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
D. Morfologi Tanaman
Kacang Hijau
Tanaman kacang hijau
berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm,
tergantung varietasnya.cabangnya menyamping pada batang utama, berbentuk bulat,
dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau ada yang ungu.
Daunnya trifoliate
(terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup
panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua.
Bunga kacang hijau
berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan
dapat menyerbuk sendiri.
Polong kacang hijau
berbentuk silendris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek.
Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau cokelat.
Setiap polong berisi 10-15 biji.
4
Biji kacang hijau lebih
kecil disbanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau
kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat, dan
hitam. Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.
E. Syarat Tumbuh
Kacang hijau merupakan
tanaman tropis yang menghendaki suasana panas selama hidupnya. Tanaman ini
dapat ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 m di atas permukaan laut.
Tanaman kacang hijau dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya rendah dengan
memanfaatkan sisa-sisa kelembapan pada tanah bekas tanaman yang diairi.
2.2 Pertumbuhan
Pertumbuhan
adalah perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup tanaman yang bersifat
tidak dapat balik (Irreversible). Bertambah besar ataupun bertambah berat
tanaman atau bagian tanaman akibat adanya penambahan unsur-unsur struktural
yang baru. Peningkatan ukuran tanaman yang tidak akan kembali sebagai akibat
pembelahan dan pembesaran sel. Misalnya, dalam ukuran sel, jaringan, organ
perkembangan.
Diferensiasi
adalah Suatu situasi dimana sel-sel meristematik berkembang menjadi dua atau
lebih macam sel/jaringan/organ tanaman yang secara kualitatif berbeda satu
dengan yang lainnya. Merupakan proses hidup yang menyangkut transformasi sel
tertentu ke sel-sel yang lain menurut spesialisasinya (baik spesialisasi dalam
hal proses biokimia, fisiologi, maupun struktural). Misalnya, pembentukan
jaringan xylem dan phloem
Morfogenesis
merupakan Proses hidup yang menyangkut interaksi pertumbuhan dan diferensiasi
oleh beberapa sel yang memacu terbentuknya organ. Misalnya, pembentukan daun,
buah,batang bunga akar,batang, bunga. Sel meristematik adalah sel muda yang
masih aktif membelah. Jaringan meristematik adalah suatu jaringan yang
sel-selnya masih aktif membelah
5
Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu :
1. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang. Embrio memiliki 3 bagian penting :
1. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang. Embrio memiliki 3 bagian penting :
a. Tunas embrionik (calon batang dan daun)
b. Akar embrionik (calon akar)
c. Kotiledon (cadangan makanan)
b. Akar embrionik (calon akar)
c. Kotiledon (cadangan makanan)
2. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder
yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan
dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan.
Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium
vasic atau kambium intravaskuler. Fungsinya adalah membentuk xilem dan floem
primer. Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan
pembuluh, menjadi kambium yang disebut kambium intervasis. Kambium intervasis
dan intravasis membentuk lingkaran tahun berbentuk konsentris. Kambium yang
berada di sebelah dalam jaringan kulit berfungsi sebagai pelindung. Terbentuk
akibat ketidakseimbangan antara pembentukan xilem dan floem yang lebih cepat
dari pertumbuhan kulit. Ke dalam membentuk feloderm (sel-sel hidup). Ke luar
membentuk felem (sel-sel mati).
2.3 Deterjen
Detergen adalah campuran berbagai
bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan
turunanminyak bumi.
Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci
yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Komposisi
Pada
umumnya, detergen mengandung bahan-bahan berikut:
Surfaktan
Surfaktan (surface active agent) merupakan zat
aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan
hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang
menempel pada permukaan bahan. Secara garis besar, terdapat empat kategori
surfaktan yaitu:
6
a.
Anionik :
-Alkyl Benzene
Sulfonate (ABS)
-Linier Alkyl
Benzene Sulfonate (LAS)
-Alpha Olein
Sulfonate (AOS)
b.
Kationik : Garam Ammonium
c. Non
ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
d.
Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
Builder
Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi
pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan
air.
- Nitril Tri
Acetate (NTA)
- Ethylene
Diamine Tetra Acetate (EDTA)
Filler
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang
tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas.
Contoh Sodium sulfat.
Aditif
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk
membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst,
tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan
lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzim,Boraks, Sodium
klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
2.4 Hipotesis
Berdasarkan masalah pokok dan kerangka pikir serta tujuan yang akan
dicapai dalam penelitian ini, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
·
Detrjen dapat mempengaruhi proses perkecambahan kacang hijau, yaitu
dapat memperlambat pertumbuhan panjang batang kacang hijau.
7
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka, yaitu mempelajari teori-teori perkecambahan melalui buku-buku referensi. Selain itu juga menggunakan metode penelitian, yaitu metode yang dilakukan melalui percobaan dan pengamatan untuk membandingkan pertumbuhan tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus) dalam 4 gelas kimia ( A, B, C, D ) dengan konsentrasi deterjen yang berbeda di setiap gelas kimia.
3.2 Populasi dan Sempel
Populasi : biji kacang hijau (Phaseolus radiatus).
Sempel : 5 – 10 biji kacang hijau.
3.3 Waktu dan Tempat
Waktu :
Tanggal 4 – 6, Mei 2012
Tempat
: Rangkasbitung, Lebak-Banten
3.4 Variabel Penelitian
Variabel bebas : Variasi pemberian banyaknya larutan detrjen.
Variabel terikat
: Pertumbuhan kacang hijau.
3.5 Alat dan Bahan
v Gelas kimia 600 ml 4 buah
v Kacang hijau 40 biji
v Air ; larutan deterjen 0,05 %, 0,1 %, 0,5 %
v Kertas saring atau tissue putih
v Plastik untuk tutup (kantong plastik)
v Karet gelang 4 buah
v Mistar plastik
8
3.6 Cara Kerja
1. Berikanlah pada keempat gelas kimia tanda A, B, C, dan D.
2. Aturlah kertas saring atau tissue putih dalam gelas kimia seperti pada
diagram.
3. Masukan ke dalam gelas kimia A air suling setinggi 2 cm.
4. Masukan ke dalam gelas kimia B larutan deterjen 0,05 % setinggi 2 cm.
5. Masukan ke dalam gelas kimia C larutan deterjen 0,1 % setinggi 2 cm.
6. Masukan ke dalam gelas kimia D larutan deterjen 0,5 % setinggi 2 cm.
7. Aturkah kacang hijau dalam gelas kimia seperti dalam diagram antara 5 – 10
biji.
8. Tutp semua gelas kimia tersebut di atas ( A, B, C, D ) dengan plastik dan
diikat untuk menjaga agar udara dalam gelas kimia tetap lembab ( lihat gambar
di bawah ini ! ).
9. Amati dalam waktu 3 hari dan isikan hasil penagmatanmu ke dalam tebel
pengaman.
10. Mengukur panjang akar dengan jalan mengukur beberapa kecambah (misalnya 5 biji) dan ambillah rata-taranya
!
11. Dari pengamatan kelompok – kelompok diambil rata – ratanya.
3.7 Prosedur Penelitian
Meneliti adalah melakukan serangkaian aktivitas intelektual secara
sistematis, yaitu dengan langkah-langkah yang teratur atau runtut.
A. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan penelitian
terlebih dahulu sediakan alat dan bahan yang diperlukan, dengan alat meliputi
gelaskimia 600 ml 4 buah, karet gelang, plastik, dan mistar. Sedangkan bahan
meliputi kacang hijau, air ; larutan deterjen 0.05% ; 0,1 % ; 0,5 %, dan kertas
saring atau tissue putih. Karena tanpa tahap persiapan ini penelitian tidak
bisa dilakukan.
9
B. Tahap Pelaksanaaan
Tahap pelaksanaan
adalah dimana sebuah penelitian dilakukan, apabila tidak dilakukan maka sebuah
penelitian tersebut di anggap gagal karena tidak ada data yang dapat di ambil.
Adapun tahap pelaksanaan penelitian terhadap pengaruh deterjen pada pertumbuhan kacang hijau adalah sebagai
berikut :
1. Berikanlah pada keempat gelas kimia tanda A, B, C, dan D.
2. Aturlah kertas saring atau tissue putih dalam gelas kimia seperti pada
diagram.
3. Masukan ke dalam gelas kimia A air suling setinggi 2 cm.
4. Masukan ke dalam gelas kimia B larutan deterjen 0,05 % setinggi 2 cm.
5. Masukan ke dalam gelas kimia C larutan deterjen 0,1 % setinggi 2 cm.
6. Masukan ke dalam gelas kimia D larutan deterjen 0,5 % setinggi 2 cm.
7. Aturkah kacang hijau dalam gelas kimia seperti dalam diagram antara 5 – 10
biji.
8. Tutp semua gelas kimia tersebut di atas ( A, B, C, D ) dengan plastik dan
diikat untuk menjaga agar udara dalam gelas kimia tetap lembab.
9. Amati dalam waktu 3 hari dan isikan hasil penagmatanmu ke dalam tebel
pengaman.
10. Mengukur panjang akar dengan jalan mengukur beberapa kecambah (misalnya 5 biji) dan ambillah rata-taranya !
C. Pengambilan Data
Penagambilan data
adalah sebuah hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui hasil
penelitian tersebut dan dapat dilakukan dengan cara ditulis, direkam, atau
difoto. Untuk menjadikan sebagai bukti serta sebagai pengetahuan.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
dan Analisa Data
%
Detrejen
|
% pertumbuhan hari
ke-
|
Panjang akar hari ke-
|
Warna akar hari ke-3
|
||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
||
0
|
50 %
|
60 %
|
90 %
|
1,5 cm
|
1,7 cm
|
2 cm
|
Putih
|
0,05 %
|
0 %
|
10 %
|
20 %
|
0 cm
|
0,5 cm
|
1 cm
|
Putih
kekuning-kuningan
|
0,1 %
|
0 %
|
0 %
|
5 %
|
0 cm
|
0 cm
|
0,25 cm
|
Putih
kecoklat-coklatan
|
0.5 %
|
0 %
|
0 %
|
0 %
|
0 cm
|
0 cm
|
0 cm
|
coklat
|
4.2 Pembahasan
Penelitian dengan tidak
menggunakan deterjen yaitu menngunakan air suling pertumbuhan pada kacang hijau
dihari ke-1 adalah 50 % dengan panjang akarnya 1,5 cm.
Dihari ke-2 adalah 60 % dengan panjang akarnya 1,7 cm. Dihari ke-3
adalah 90 % dengan panjang akarnya 2 cm. Dan dengan warna akar pada hari ke-3
adalah putih.
Penelitian dengan konsentrasi
deterjen 0,05 % pada kacang hijau dihari ke-1 adalah 0 % dengan panjang akarnya 0 cm. Dihari ke-2 adalah 10 % dengan panjang
akarnya 0,5 cm. Dihari ke-3 adalah 20 % dengan panjang akarnya 1 cm. Dan dengan
warna akar pada hari ke-3 adalah putih kekuning-kuningan.
Penelitian dengan konsentrasi
deterjen 0,1 % pada kacang hijau dihari ke-1 adalah 0 % dengan panjang akarnya 0 cm. Dihari ke-2 adalah 0 % dengan panjang akarnya 0 cm. Dihari ke-3 adalah 5 % dengan panjang
akarnya 0,25 cm. Dan dengan warna akar pada hari ke-3 adalah putih
kecoklat-coklatan.
Penelitian dengan konsentrasi
deterjen 0,5 % pada kacang hijau dihari ke-1 adalah 0 % dengan panjang akarnya 0 cm. Dihari ke-2 adalah 0 % dengan panjang akarnya
0 cm. Dihari ke-3 adalah 0 % dengan
panjang akarnya 0 cm. Dan dengan warna akar pada hari ke-3 adalah coklat.
11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
§ Jadi, deterjen dapat berpengaruh dalam proses pertumbuhan kacang hijau.
§ Kacang hijau bisa tumbuh di tempat yang telah tercemar oleh deterjen tetapi
dalam pertumbuhannya itu lambat.
§ Kacang hijau tidak bisa tumbuh dalam lingkungan yang telah tercemar oleh
deterjen dengan konsentrasi tinggi.
5.2 Saran
1. Dalam
melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di tempat yang
sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu sehingga percobaan akan aman dan
berhasil.
2. Dalam
mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan secara teliti.
3. Dalam
melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan
ditanam dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin
diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.
4. Seharusnya
limbah deterjen tidak boleh dibuang sembarangan, seperti ke sungai karena dapat
menggangu ekosistem sekitarnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. BIOLOGI SMA 3A.
Jakarta. Penerbit Erlangga
13
LAMPIRAN - LAMPIRAN
14
15
16
0 komentar: