karya ilmiah pengaruh detrgen terhadap kacang hijau




KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat membuat sebuah makalah dengan berjudul “MENGAMATI PENGARUH DETERJEN PADA PERTUMBUHAN KACANG HIJAU”.
Penulis mengakui bahwa penulis adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan
sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah penulis selesaikan. Tidak semua hal dapat penulis deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Penulis melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang penulis miliki. Dimana penulis juga memiliki keterbatasan kemampuan.
Dengan menyelesaikan makalah ini penulis mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat.
Akhirnya, penulis berharap semoga sebuah makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, serta mendapat ridho ALLAH SWT, Amin.


Rangkasbitung, 09-Mei-2012

Penulis


( i )
DAFTAI ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ( i )
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ( ii )
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3  Tujuan Penelitian ............................................................................................. 2
1.4  Manfaat Penelitian ........................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Kacang Hijau ................................................................................................... 3
2.2 Pertumbuhan .................................................................................................... 5
2.3 Deterjen ............................................................................................................ 6
2.4 Hipotesis .......................................................................................................... 7
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi penelitian ...................................................................................... 8
3.2 Populasi dan Sempel ........................................................................................ 8
3.3 Waktu dan Tempat ........................................................................................... 8
3.4 Variabel Penelitian ........................................................................................... 8
3.5 Alat dan Bahan ................................................................................................ 8
3.6 Cara Kerja ........................................................................................................ 9
3.7 Prosedur Penelitian .......................................................................................... 9
( ii )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian dan Analisis Data .................................................................. 11
4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 12
5.2 Saran ................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 13
LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................................................. 14















( iii )
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting diIndonesia. Sampai saat ini perhatian masyarakat kurangnya perhatian ini di antaranya disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih sanagat rendah.
Tanaman kacang hijau diduga berasal dari kawasan India dan telah lama dikenal dan ditanam oleh petani di Indonesia. Kacang hijau memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan yang lain yaitu :
1. Lebih tahan terhadap kekeringan
2. Hama dan penyakit relative sedikit
3. Panen relative cepat, pada umur 55-60 hari
4. Cara tanam dan pengelolaan dilapangannya serta perlakuan pasca panen relative mudah
5. Kegagalan panen total relatif kecil
6. Harga jual tinggi dan stabil
7. Dapat dikonsumsi langsung dengan pengolahan yang mudah
Peningkatan produksi kacang hijau dilakukan dengan cara memperbaiki kultur teknis petani, mendapatkan varietas-varietas yang produksinya tinggi dan masak serempak, serat peningkatan usaha pengelolaan lepas panennya.

1.2  Rumusan Masalah
Setiap penelitian tentu mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah, masalah yang akan dibahas harus dirumuskan terlebih dahulu agar penelitian jelas dan terarah. Dalam penelitian, masalah yang dijadikan obyek harus diselidiki dan digarap dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu masalah harus dirumuskan dengan jelas sehingga dapat terlihat ruang lingkupnya. Rumusan masalah yang dimaksud adalah : 

1
1.      Apakah deterjen dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau?
2.      Bagaimanakah pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau?

1.3  Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.      Mengamati pengaruh deterjen pada pertumbuhan kacang hijau.
2.      Untuk mengetahui bagaimana pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan kacang hijau.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dapat mengetahui bahwa deterjen berpengaruh dalam pertumbuah kacang hijau.
2. Dapat memberikan sumbangan pikiran bagi pemerintah khususnya pada bagian kebersihan dan lingkungan, dalam rangka peningkatan kebersihan lingkungan untuk menjaga rumah kita (Bumi).









2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kacang Hijau
A. Kacang hijau
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepungbiji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun.
B. Manfaat Kacang Hijau
Agar kita lebih memahami tentang manfaat kacang hijau, berikut ini adalah daftar beserta penjelasan tentang beberapamanfaat kacang hijau bagi kesehatan:
·         Kacang hijau dapat memperkuat tulang. Kacang hijau mengandung fosfor dan kalsium yang sangat bermanfaat dalam pertumbuhan dan memperkuat tulang. Selain itu, kandungan protein kacang hijau juga sangat tinggi (sekitar 24%).
·         Kacang hijau sangat baik bagi kesehatan Jantung. Kandunganlemak tak jenuh dalam kacang hijau aman untuk di konsumsi dan bermanfaat bagi kesehatan jantung. Karena lemaknya merupakan lemak tak jenuh, bagi Anda yang memiliki masalah dengan berat badan tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi kacang hijau.
·         Manfaat kacang hijau selanjutnya adalah dapat membantu penyerapan protein, mencegah kanker, beri-beri, hingga meningkatkan kinerja syaraf. Hal ini karena dalam kacang hijau memiliki kandungan vitamin B1 dan vitamin B2 yang cukup.


3
·         Selain baik bagi kesehatan dan mencegah dari beberapa macam penyakit. Mandaat kacang hijau juga sangat baik untuk Ibu Hamil. Kacang hijau mengandung Asam Folat yang penting untuk Ibu hamil. Ibu hamil dapat mengonsumsi kacang hijau sejak awal kehamilan atau sebelum hamil. Khasiat yang terkandung dalam asam folat sangat baik bagi perkembangan saraf pada bayi dalam kandungan. Manfaat kacang hijau yang mengandung asam folat ini juga dapat menghindarkan dari terjadinya bayi kelainan jantung, bibir sumbing, dan berbagai kecacatan lainnya. Selain itu Asam folat juga dapat meningkatkan kecerdasan bayi.

C. Klasifikasi

Kingdom         :    Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    :    Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    :    Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               :    Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               :    Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        :    Rosidae
Ordo                :    Fabales
Famili              :    
Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus              :   
Phaseolus
Spesies            :    Phaseolus radiatus L.

D. Morfologi Tanaman Kacang Hijau
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya.cabangnya menyamping pada batang utama, berbentuk bulat, dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau ada yang ungu.
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua.
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.
Polong kacang hijau berbentuk silendris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau cokelat. Setiap polong berisi 10-15 biji.

4
Biji kacang hijau lebih kecil disbanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat, dan hitam. Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.
E. Syarat Tumbuh
Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki suasana panas selama hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Tanaman kacang hijau dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya rendah dengan memanfaatkan sisa-sisa kelembapan pada tanah bekas tanaman yang diairi.
2.2 Pertumbuhan
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR0zUP-jX3toKDQDw97IDrZqkrSM652kkE_yTCxxBwKbTEMdIWj
Pertumbuhan adalah perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup tanaman yang bersifat tidak dapat balik (Irreversible). Bertambah besar ataupun bertambah berat tanaman atau bagian tanaman akibat adanya penambahan unsur-unsur struktural yang baru. Peningkatan ukuran tanaman yang tidak akan kembali sebagai akibat pembelahan dan pembesaran sel. Misalnya, dalam ukuran sel, jaringan, organ perkembangan.
Diferensiasi adalah Suatu situasi dimana sel-sel meristematik berkembang menjadi dua atau lebih macam sel/jaringan/organ tanaman yang secara kualitatif berbeda satu dengan yang lainnya. Merupakan proses hidup yang menyangkut transformasi sel tertentu ke sel-sel yang lain menurut spesialisasinya (baik spesialisasi dalam hal proses biokimia, fisiologi, maupun struktural). Misalnya, pembentukan jaringan xylem dan phloem
Morfogenesis merupakan Proses hidup yang menyangkut interaksi pertumbuhan dan diferensiasi oleh beberapa sel yang memacu terbentuknya organ. Misalnya, pembentukan daun, buah,batang bunga akar,batang, bunga. Sel meristematik adalah sel muda yang masih aktif membelah. Jaringan meristematik adalah suatu jaringan yang sel-selnya masih aktif membelah

5
Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu :
1. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang. Embrio memiliki 3 bagian penting :
a. Tunas embrionik (calon batang dan daun)
b. Akar embrionik (calon akar)
c. Kotiledon (cadangan makanan)
2. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan. Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium vasic atau kambium intravaskuler. Fungsinya adalah membentuk xilem dan floem primer. Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi kambium yang disebut kambium intervasis. Kambium intervasis dan intravasis membentuk lingkaran tahun berbentuk konsentris. Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit berfungsi sebagai pelindung. Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara pembentukan xilem dan floem yang lebih cepat dari pertumbuhan kulit. Ke dalam membentuk feloderm (sel-sel hidup). Ke luar membentuk felem (sel-sel mati).
2.3 Deterjen
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunanminyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Komposisi
Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan berikut:

Surfaktan

Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu:

6
a. Anionik :
-Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)
-Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
-Alpha Olein Sulfonate (AOS)
b. Kationik : Garam Ammonium
c. Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
d. Amphoterik : Acyl Ethylenediamines

Builder

Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.
a. Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
b. Asetat :
- Nitril Tri Acetate (NTA)
- Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
c. Silikat : Zeolit

Filler

Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat.

Aditif

Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzim,Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).

2.4 Hipotesis

Berdasarkan masalah pokok dan kerangka pikir serta tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 

·         Detrjen dapat mempengaruhi proses perkecambahan kacang hijau, yaitu dapat memperlambat pertumbuhan panjang batang kacang hijau.



7
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka, yaitu mempelajari teori-teori perkecambahan melalui buku-buku referensi. Selain itu juga menggunakan metode penelitian, yaitu metode yang dilakukan melalui percobaan dan pengamatan untuk membandingkan pertumbuhan tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus) dalam 4 gelas kimia ( A, B, C, D ) dengan konsentrasi deterjen yang berbeda di setiap gelas kimia.

3.2 Populasi dan Sempel

Populasi   :   biji kacang hijau (Phaseolus radiatus).
Sempel     :   5 – 10 biji kacang hijau.

3.3 Waktu dan Tempat

Waktu    :   Tanggal 4 – 6, Mei 2012
Tempat               :   Rangkasbitung, Lebak-Banten

3.4 Variabel Penelitian

Variabel bebas    :   Variasi pemberian banyaknya larutan detrjen.
Variabel terikat              :   Pertumbuhan kacang hijau.

3.5 Alat dan Bahan

v  Gelas kimia 600 ml 4 buah
v  Kacang hijau 40 biji
v  Air ; larutan deterjen 0,05 %, 0,1 %, 0,5 %
v  Kertas saring atau tissue putih
v  Plastik untuk tutup (kantong plastik)
v  Karet gelang 4 buah
v  Mistar plastik



8
3.6 Cara Kerja
1.      Berikanlah pada keempat gelas kimia tanda A, B, C, dan D.
2.      Aturlah kertas saring atau tissue putih dalam gelas kimia seperti pada diagram.
3.      Masukan ke dalam gelas kimia A air suling setinggi 2 cm.
4.      Masukan ke dalam gelas kimia B larutan deterjen 0,05 % setinggi 2 cm.
5.      Masukan ke dalam gelas kimia C larutan deterjen 0,1 % setinggi 2 cm.
6.      Masukan ke dalam gelas kimia D larutan deterjen 0,5 % setinggi 2 cm.
7.      Aturkah kacang hijau dalam gelas kimia seperti dalam diagram antara 5 – 10 biji.
8.      Tutp semua gelas kimia tersebut di atas ( A, B, C, D ) dengan plastik dan diikat untuk menjaga agar udara dalam gelas kimia tetap lembab ( lihat gambar di bawah ini ! ).









9.      Amati dalam waktu 3 hari dan isikan hasil penagmatanmu ke dalam tebel pengaman.
10.  Mengukur panjang akar dengan jalan mengukur beberapa kecambah    (misalnya 5 biji) dan ambillah rata-taranya !
11.  Dari pengamatan kelompok – kelompok diambil rata – ratanya.

3.7 Prosedur Penelitian

Meneliti adalah melakukan serangkaian aktivitas intelektual secara sistematis, yaitu  dengan langkah-langkah yang teratur atau runtut.

A. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu sediakan alat dan bahan yang diperlukan, dengan alat meliputi gelaskimia 600 ml 4 buah, karet gelang, plastik, dan mistar. Sedangkan bahan meliputi kacang hijau, air ; larutan deterjen 0.05% ; 0,1 % ; 0,5 %, dan kertas saring atau tissue putih. Karena tanpa tahap persiapan ini penelitian tidak bisa dilakukan.


9
B. Tahap Pelaksanaaan

Tahap pelaksanaan adalah dimana sebuah penelitian dilakukan, apabila tidak dilakukan maka sebuah penelitian tersebut di anggap gagal karena tidak ada data yang dapat di ambil. Adapun tahap pelaksanaan penelitian terhadap pengaruh deterjen pada   pertumbuhan kacang hijau adalah sebagai berikut :
1.      Berikanlah pada keempat gelas kimia tanda A, B, C, dan D.
2.      Aturlah kertas saring atau tissue putih dalam gelas kimia seperti pada diagram.
3.      Masukan ke dalam gelas kimia A air suling setinggi 2 cm.
4.      Masukan ke dalam gelas kimia B larutan deterjen 0,05 % setinggi 2 cm.
5.      Masukan ke dalam gelas kimia C larutan deterjen 0,1 % setinggi 2 cm.
6.      Masukan ke dalam gelas kimia D larutan deterjen 0,5 % setinggi 2 cm.
7.      Aturkah kacang hijau dalam gelas kimia seperti dalam diagram antara 5 – 10 biji.
8.      Tutp semua gelas kimia tersebut di atas ( A, B, C, D ) dengan plastik dan diikat untuk menjaga agar udara dalam gelas kimia tetap lembab.
9.      Amati dalam waktu 3 hari dan isikan hasil penagmatanmu ke dalam tebel pengaman.
10.  Mengukur panjang akar dengan jalan mengukur beberapa kecambah  (misalnya 5 biji) dan ambillah rata-taranya !

C. Pengambilan Data

Penagambilan data adalah sebuah hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui hasil penelitian tersebut dan dapat dilakukan dengan cara ditulis, direkam, atau difoto. Untuk menjadikan sebagai bukti serta sebagai pengetahuan.















10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian dan Analisa Data 

%
Detrejen
% pertumbuhan hari ke-
Panjang akar hari ke-
Warna akar hari ke-3
1
2
3
1
2
3
0
50 %
60 %
90 %
1,5 cm
1,7 cm
2 cm
Putih
0,05 %
0  %
10 %
20 %
0 cm
0,5 cm
1 cm
Putih kekuning-kuningan
0,1 %
0 %
0 %
5 %
0 cm
0 cm
0,25 cm
Putih kecoklat-coklatan
0.5 %
0 %
0 %
0 %
0 cm
0 cm
0 cm
coklat

4.2 Pembahasan

Penelitian dengan tidak menggunakan deterjen yaitu menngunakan air suling pertumbuhan pada kacang hijau dihari ke-1 adalah 50 % dengan panjang akarnya     1,5 cm.  Dihari ke-2 adalah 60 % dengan panjang akarnya 1,7 cm. Dihari ke-3 adalah 90 % dengan panjang akarnya 2 cm. Dan dengan warna akar pada hari ke-3 adalah putih.

Penelitian dengan konsentrasi deterjen 0,05 % pada kacang hijau dihari ke-1 adalah    0 % dengan panjang akarnya 0 cm.  Dihari ke-2 adalah 10 % dengan panjang akarnya 0,5 cm. Dihari ke-3 adalah 20 % dengan panjang akarnya 1 cm. Dan dengan warna akar pada hari ke-3 adalah putih kekuning-kuningan.

Penelitian dengan konsentrasi deterjen 0,1 % pada kacang hijau dihari ke-1 adalah     0 % dengan panjang akarnya 0 cm.  Dihari ke-2 adalah 0 % dengan panjang akarnya  0 cm. Dihari ke-3 adalah 5 % dengan panjang akarnya 0,25 cm. Dan dengan warna akar pada hari ke-3 adalah putih kecoklat-coklatan.

Penelitian dengan konsentrasi deterjen 0,5 % pada kacang hijau dihari ke-1 adalah     0 % dengan panjang akarnya 0 cm.  Dihari ke-2 adalah 0 % dengan panjang akarnya     0 cm. Dihari ke-3 adalah 0 % dengan panjang akarnya 0 cm. Dan dengan warna akar pada hari ke-3 adalah coklat.


11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

§  Jadi, deterjen dapat berpengaruh dalam proses pertumbuhan kacang hijau.
§  Kacang hijau bisa tumbuh di tempat yang telah tercemar oleh deterjen tetapi dalam pertumbuhannya itu lambat.
§  Kacang hijau tidak bisa tumbuh dalam lingkungan yang telah tercemar oleh deterjen dengan konsentrasi tinggi.

5.2 Saran

1.      Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di tempat yang sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu sehingga percobaan akan aman dan berhasil.
2.      Dalam mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan secara teliti.
3.      Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan ditanam dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.
4.      Seharusnya limbah deterjen tidak boleh dibuang sembarangan, seperti ke sungai karena dapat menggangu ekosistem sekitarnya.







12
DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. BIOLOGI SMA 3A. Jakarta. Penerbit Erlangga









13
LAMPIRAN - LAMPIRAN



14




15

















16


Written by

0 komentar: